Wednesday, September 9, 2009

Tauladan

Untuk Suami Isteri Yang Selalu Bergaduh


Sepasang
suami isteri yang sudah menikah selama 7 tahun dan memiliki
3 orang anak, terlibat dalam sebuah pertengkaran hebat.
Begitu hebatnya pertengkaran mereka, sampai akhirnya mereka
memutuskan untuk bercerai, mengakhiri kehidupan rumah tangga
mereka secepat mungkin.

Mereka
menemui seorang peguam, untuk melangsungkan perundingan
pembahagian
harta sepencarian di antara mereka, perundingan
berlangsung lancar dan akhirnya
sebagian besar masalah dapat diselesaikan, baik tanah,
rumah, dan semua aset
harta mereka dapat dibahagi dan mencapai kepuasan kedua
belah pihak. Hanya satu hal tidak ditemukan jalan keluarnya,
yaitu mengenai pembahagian anak [jangan lupa anak mereka
tiga orang].

Baik si suami maupun si isteri, sama sama
ingin mengasuh 2 anak, tidak ada yang mau mengalah, dan anak
tidak mungkin dibelah dua seperti pada Zaman Nabi Sulaiman
a.s. dulu.

Akhirnya mereka menemui seorang tokoh agama,
meminta nasihat bagaimana jalan keluar yang harus ditempuh.
Sang Imam akhirnya memberikan jalan keluar yang bijak,
yaitu mereka
diminta menunda perceraiannya selama satu tahun, mereka
harus menambah satu orang anak selama satu tahun, bila Tuhan
mengizinkan perceraian mereka, Tuhan akan memberikan
tambahan satu anak, total menjadi 4 anak, sehingga mudah
untuk dibahagi di antara mereka
berdua.

Kerana
si suami dan si isteri sangat serius untuk bercerai, mereka
mengambil keputusan berusaha keras untuk menambah anak, dan
akhirnya mereka berhasil.

Setahun
kemudian, ketika Sang Imam berjalan jalan, beliau bertemu
dengan pasangan suami isteri ini, sedang bergandingan tangan
dengan mesra, sehingga Sang Imam bertanya, :
"Apakah Kalian
tidak berhasil menambah anak sehingga kalian batal
bercerai?".
Sang Suami lalu menjawab : "Tuhan maha
pengasih, Dia memberikan kami tambahan anak, tapi sekaligus
juga memberikan isyarat agar kami saling memaafkan dan
saling mengasihi, kami memutuskan untuk tidak bercerai".
"Bagaimana Tuhan memberikan isyaratNya?" , tanya Sang
Imam.

"Tuhan memberikan kami tambahan anak, bukan satu
anak, tapi dua anak,anak kembar!!".

Beberapahikmah:

1 Menunda tindakan negatif sering
bermanfaat, apalagi ketika seseorang sedang dikuasai emosi.
Ada baiknya jika kita sedang marah kita menunda sesuatu yang
ingin kita lakukan. Betapa banyak penghuni penjara yang
menyesal: mengapa ketika marah memukuli isteri/anak/ dsb
sampai tewas....

2.Mampu mengendalikan marah [emosi] adalah
kunci kebaikan, sehingga nabi saw menekankan laa taghdhab
[jangan marah] kepada
sahabatnya.

3.Kisah diatas menunjukkan kasih sayang
Allah, tetapi ada yang lebih baik daripada kisah di atas
yaitu pasangan suami isteri yang selalu berhasil meredam
pertengkaran mereka. Mungkin keluar rumah meninggalkan
isteri/suami yang marah untuk sebentar kemudian kembali
membawa buah tangan/peralatan baru kesukaannya akan
membuatnya tersenyum, meminta maaf dan berfikir betapa
baiknya suaminya/isterinya.

4.Pertengkaran itu lumrah rumah tangga.
Dengan pertengkaranlah membuat keharmonian semakin terasa
nikmat. Orang bijaksana akan menikmati pertengkaran dan masa-masa
setelahnya dengan tetap mengendalikan suasana agar tidak
sampai keluar dari sunnah Nabi saw. Karena pertengkaran itu
seperti api: sedikitnya bermanfaat tetapi besar dan luasnya membinasakan.

...sampaikanlahilmu walaupun hanya satu ayat......
...muhasabahlah diri sendiri sebelum muhasabah diri orang lain

p/s:renung-renungkan dan selamat beramal


No comments: